Kisah
hidup Utsman bin Affan Seorang khalifah pemalu
Utsman
bin Affan (bahasa Arab: عثمان بن عفان, 574 – 656 / 12 Dzulhijjah 35 H; umur 81–82 tahun) adalah
sahabat Nabi Muhammad SAW yang termasuk Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Utsman
adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi sangatlah dermawan. Ia juga berjasa
dalam hal membukukan Al-Qur'an.
Ia adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 (umur 69–70 tahun) hingga 656 (selama 11–12 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu.
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.
Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah Saw ke Habbasyiah karena meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah Saw memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk memilik khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.
ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.
Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.
Masuk islam
Utsman bin Affan ra. masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ra. ash-Shiddiq. Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah saw. kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk mengurusi putri Rasulullah saw. (istri beliau) yang sedang sakit. jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rasulullah saw. Memberikan bagian dari harta ram-pasan dan pahala perang tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah saw. menikahkannya dengan adik istrinya yang bernama Ummu Kaltsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri beliau. Beliau ikut serta dalam peperangan Uhud,
Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah saw. membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan ra. juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan beliau juga pernah memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya.Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan ra. Datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).”665
Rasulullah saw. pergi menunaikan haji Wada’ bersama beliau. Rasulullah saw. wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan ra.. Kemudian beliau menemani Abu Bakar ra. dengan baik dan Abu Bakar ra. wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan ra.. Beliau menemani Umar ra. dengan baik dan Umar ra. wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan ra., serta menetap-kan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya. Utsman bin Affan ra. menjadi khalifah setelah Umar ra.. banyak menaklukkan berbagai negara melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negara Islam dan bertambah luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah saw. Ke sebelah timur dan barat bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah SWT. ,“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shAli ra.h bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yangfasik.” (An-Nur: 55). Firman Allah SWT. , “Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik bend.“ (Ash-Shaf: 9).
Rasulullah saw. bersabda: “jika Kaisar mati maka tida lagi kaisar setelahnya dan jika Kisra meninggal maka tiada lagi Kisra setelahnya, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya harta-harta karun mereka akan di gunakan untuk perang di jalan Allah.”666 Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan ra..
Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Beliau diberi 2 ulimatum oleh pemberontak, yaitu mengundurkan diri atau dibunuh. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid nantinya. peristiwa pembunuhan usman berawal dari pengepungan rumah usman oleh para pemberontak selama 40 hari.usman wafat pada hari Jumat 18 Dzulhijjah 35 H . ia dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
Kabar Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid
Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik berkata, “Rasulullah saw. memanjat gunung Uhud bersama Abu Bakar ra., Umar ra. dan Utsman lantas gunung
tersebut bergetar. Beliau bersabda: “Tenanglah wahai Uhud! -aku perkirakan beliau menghentakkan kakiny tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang Nabi, Ash-Shiddiq dan dua orang syahid.“
Ia adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 (umur 69–70 tahun) hingga 656 (selama 11–12 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu.
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.
Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah Saw ke Habbasyiah karena meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah Saw memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk memilik khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.
ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.
Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.
Masuk islam
Utsman bin Affan ra. masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ra. ash-Shiddiq. Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah saw. kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk mengurusi putri Rasulullah saw. (istri beliau) yang sedang sakit. jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rasulullah saw. Memberikan bagian dari harta ram-pasan dan pahala perang tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah saw. menikahkannya dengan adik istrinya yang bernama Ummu Kaltsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri beliau. Beliau ikut serta dalam peperangan Uhud,
Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah saw. membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan ra. juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan beliau juga pernah memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya.Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan ra. Datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).”665
Rasulullah saw. pergi menunaikan haji Wada’ bersama beliau. Rasulullah saw. wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan ra.. Kemudian beliau menemani Abu Bakar ra. dengan baik dan Abu Bakar ra. wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan ra.. Beliau menemani Umar ra. dengan baik dan Umar ra. wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan ra., serta menetap-kan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya. Utsman bin Affan ra. menjadi khalifah setelah Umar ra.. banyak menaklukkan berbagai negara melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negara Islam dan bertambah luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah saw. Ke sebelah timur dan barat bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah SWT. ,“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shAli ra.h bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yangfasik.” (An-Nur: 55). Firman Allah SWT. , “Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik bend.“ (Ash-Shaf: 9).
Rasulullah saw. bersabda: “jika Kaisar mati maka tida lagi kaisar setelahnya dan jika Kisra meninggal maka tiada lagi Kisra setelahnya, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya harta-harta karun mereka akan di gunakan untuk perang di jalan Allah.”666 Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan ra..
Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Beliau diberi 2 ulimatum oleh pemberontak, yaitu mengundurkan diri atau dibunuh. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid nantinya. peristiwa pembunuhan usman berawal dari pengepungan rumah usman oleh para pemberontak selama 40 hari.usman wafat pada hari Jumat 18 Dzulhijjah 35 H . ia dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
Kabar Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid
Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik berkata, “Rasulullah saw. memanjat gunung Uhud bersama Abu Bakar ra., Umar ra. dan Utsman lantas gunung
tersebut bergetar. Beliau bersabda: “Tenanglah wahai Uhud! -aku perkirakan beliau menghentakkan kakiny tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang Nabi, Ash-Shiddiq dan dua orang syahid.“
Utsman bin Affan Khalifah yang Terzalimi
Utsman bin Affan Khalifah yang Terzalimi
Beliau
adalah Abu Abdillah Utsman bin Affan bin al-Ash bin Umayyah
bin Abdi Syams bin Abdi Manaf. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pada kakek keempat yaitu Abdu Manaf, di masa
jahiliah beliau dipanggil Abu Amr namun tatkala dari istri beliau yaitu
Ruqayyah binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlahir
seorang laki-laki yang diberi nama Abdullah lalu beliau berganti menjadi Abu
Abdillah, dan beliau masyhur dengan julukan dzu nurain (pemilik
dua cahaya).
Di masa jahiliyah Utsman
bin Affan adalah
seorang yang terpandang dan dimuliakan oleh kaumnya. Beliau dikenal sebagai
seorang yang sangat pemalu, hartawan, dan pemilik petuah yang didengar. Karena
itulah ia sangat dicintai dan dimuliakan oleh kaumnya. Ia tidak pernah sujud
kepada sebuah patung pun, tidak pula berbuat keji, tidak pernah meminum khamar
baik sebelum maupun setelah Islam. Utsman bercerita, “Aku tidak pernah
bernyanyi, tidak pula panjang angan-angan, aku pun tidak pernah menyentuh
dzakarku dengan tangan kananku setelah aku gunakan tangan itu untuk membai’at
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, aku tidak pernah minum
khamar di masa jahiliah maupun setelah Islam.”
Keutamaan
Utsman bin Affan
Beliau
termasuk as-sabiqun al-awwalun (orang-orang yang pertama
menyambut dakwah Islam). Beliau mengikrarkan diri sebagai seorang muslim berkat
dakwah Abu Bakr Ash-Shidddiq pada umur 34 tahun. Di saat kaumnya menolak dan
mengingkari seruan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia
justru membentangkan tangan, membuka hati, dan meyakini tanpa keraguan. Tatkala
seruan hijrah dikumandangkan beliau adalah termasuk seorang yang tampil
melaksanakan perintah sehingga beliau dua kali berhijrah, ke negeri Habasyah
dan Madinah.
Keunggulan
sahabat Utsman semakin tampak pada beberapa keadaan penting
di masa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itulah
figur Utsman dikenal sebagai salah satu sahabat yang tidak disebut melainkan
kebaikan. Di saat musim paceklik panjang, kemiskinan dan kefakiran menjadi
bagian bagi setiap kaum muslimin. Di saat itu pula Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyerukan seruan jihad dan beliau tengah menyiapkan
pasukan besar untuk diberangkatkan dalam Perang Tabuk melawan pasukan Romawi.
Pasukan itu disebut jaisyul ‘usroh karena sulitnya kondisi
materi para sahabat pada saat itu. Namun, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tetap mendorong para sahabatnya untuk berinfak dan
bersedekah dalam rangka menyiapkan pasukan besar tersebut. Hingga Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Barang
siapa yang menyiapkan jaisyul usyroh, maka baginya surga.”
Tiba-tiba
datanglah seorang saudagar kaya yang dermawan dialah Utsman bin Affan membawa
kepingan-kepingan dinar berjumlah 1000 dinar lalu diberikan di hadapan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sambil memeganginya
keluarlah ucapan yang masyhur dari bibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang mulia,
“Tidaklah memudharatkan Utsman apa yang ia lakukan setelah ini.”
Dan
juga pada saat jumlah kaum muslimin semakin bertambah dan Masjid Nabawi serasa
tidak dapat lagi menampung jamaah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Barang
siapa membeli lokasi milik keluarga fulan lalu menambahkan untuk perluasan
masjid dengan kebaikan maka ia kelak di surga.” Lalu Utsman membelinya dari
kantong uang miliknya lalu tanah itu diwakafkan untuk masjid.
Demikian
juga tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah
ke Madinah maka tidak dijumpai air tawar kecuali dari sumur rumah. Lalu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang
siapa membeli sumur dan menjadikan gayung miliknya bersama dengan gayung milik
kaum muslimin maka kelak ia di surga.” Mendengar ucapan tersebut Utsman pun
segera membelinya.
Kemudian
satu hal yang tidak boleh dilupakan – yang menambah kemuliaan sahabat Utsman,
beliau adalah seorang mu’alim yang cinta kepada Alquran. Kecintaannya
terhadap Alquran telah membuahkan hasil yang senantiasa dikenang hingga hari
kiamat, peristiwa pengumpulan Alquran dan penyeragaman bacaan adalah bukti
nyata bagi seorang yang mau merenunginya. Beliaulah sahabat yang telah
meriwayatkan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.”
Dan
suatu hari Utsman memanggil orang-orang, lalu berwudhu di hadapan mereka,
kemudian beliau mengatakan, “Barang siapa yang berwudhu semisal wudhuku ini
lalu shalat dua rakaat dan tidak berbincang-bincang di dalamnya, maka Allah Subhanahu
wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Beliau
juga sering memperingatkan manusia dari bahaya dusta atas nama agama, dari beliaulah
diriwayatkan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang
siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka silakan mengambil tempat
duduk di neraka.”
Dan
masih banyak lagi keutamaan-keutamaan beliau yang lain, namun tidak ada yang
lebih menggembirakan dari itu semua dibandingkan persaksian Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallambahwa Utsman adalah min ahlil jannah (salah
satu penghuni surga).
Dari
Abu Musa al-Asy’ari beliau berkata, “Suatu hari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam masuk ke sebuah kebun dan beliau memerintahku untuk
menjaga pintu kebun tersebut, maka datanglah seorang laki-laki meminta izin
untuk masuk maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
‘Izinkanlah ia masuk dan berikan kabar gembira kepadanya berupa surga.’ Ternyata
ia adalah Abu Bakr. Lalu datang seorang laki-laki yang lain dan meinta izin
untuk masuk, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammengatakan, ‘Izinkanlah
ia masuk dan berikan kabar gembira kepadanya berupa surga.’ Ternyata dia
adalah Umar. Kemudian datang lagi seorang yang lain meminta izin untuk masuk,
namun sejenak Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam terdiam, lalu
beliau mengatakan, ‘Izinkanlah ia masuk dan berikan kabar gembira kepadanya
berupa surga atas bala yang akan menimpanya.’ Ternyata dia adalah Utsman
bin Affan.”
Ishaq
bin Rahawaih mengatakan, “Tidak ada seorang pun sepeninggal Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam orang yang paling baik di muka bumi ini kecuali Abu
Bakr, dan tidak ada orang yang lebih baik sepeninggalnya kecuali Umar, dan
tidak ada orang yang lebih baik sepeninggalnya kecuali Utsman, serta tidak ada
orang yang lebih baik dan lebih mulia sepeninggalnya kecuali Ali.”
Gelombang Fitnah
Merupakan
mukjizat kenabian, apa yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pasti terjadi. Abu Hurairah telah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya
kalian akan menjumpai setelahku fitnah dan perselisihan atau perselisihan dan
fitnah.”Maka berkata salah seorang, “Lalu kepada siapa kami akan memihak?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berpegangteguhlah
kalian kepada al-Amiin ini dan sahabat-sahabatnya.” Lalu beliau
mengisyaratkan kepada Utsman.”
Maka
atas apa yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan Utsman pun mengetahui bahwa kelak ia akan dibunuh secara
zalim, dan orang-orang yang keluar darinya akan menghalalkan darahnya adalah
orang-orang munafik. Apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam benar-benar terjadi, setelah beliau diangkat menjadi
Khalifah kaum muslimin yang sah, beliau banyak menuai protes, banyak menerima
kritikan dan tuduhan dari para pemberontak. Api itu makin menghalalkan darah
Utsman. Di antara tuduhan-tuduhan keji mereka:
Pertama: mereka menuduh Utsman tidak berlaku adil dalam pengangkatan
para pejabatnya karena ia mengutamakan keluarganya dan mencopot jabatan
sebagian sahabat kibar (senior), serta menggantinya dengan
orang-orang yang lebih muda umurnya.
Jawaban atas tuduhan tersebut:
Adapun penggantian jabatan dari sahabat senior kepada para pemuda, maka sungguh
bagi beliau terdapat panutan yang baik sebelumnya. Bukankah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam juga pernah menyiapkan pasukan besar untuk memerangi
Romawi lalu beliau menunjuk panglimanya adalah Usamah bin Zaid yang tatkala itu
masih berusia belia, sedang di belakangnya banyak para sahabat senior seperti
Abu Bakr dan Umar…?? dan sebelum pasukan besar tersebut diberangkatkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlebih dahulu
meninggal dunia. Apa reaksi manusia tatkala itu, mereka datang kepada Umar
untuk membujuk Abu bakar, agar ia mencopot jabatan Usamah bin Zaid sebagai
panglima, maka sahabat Abu Bakr marah besar dan mengatakan kepada Umar, “Wahai
Umar, ia adalah orang yang telah diangkat langsung oleh Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam, lalu engkau memintaku untuk mencopotnya?!!”
Al-Imad
Ibnu Katsir mengatakan, “Utsman adalah seorang yang berakhlak mulia, sangat
pemalu, dan dermawan. Beliau sering mendahulukan keluarga dan kerabat-kerabatnya
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rangka untuk ta’liful
qulub (melunakkan hati), untuk suatu tujuan yang kekal melalui
perkara-perkara dunia yang fana sebagaimana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam juga telah memberi suatu kaum dan tidak memberikan
kepada kaum yang lain untuk suatu tujuan agar mereka mendapat hidayah dan iman,
dan sungguh untuk tujuan ini suatu kaum memahaminya, tidak sebagaimana kaum
Khawarij telah melakukan protes atas apa yang diperbuat oleh Rasulullahshalallahu
‘alaihi wa sallam.”
Kedua:
beliau dituduh telah membuat perkara baru yang tidak ada contoh sebelumnya
seperti pengumpulan ayat-ayat Alquran dalam sebuah mushaf, beliau tidak
meng-qashar shalat tatkala di Mina, dan beliau menambahkan adzan menjadi dua
kali pada hari Jumat.
Jawaban atas tuduhan tersebut:
Adapun beliau membakar seluruh mushaf dan menjadikan satu mushaf saja yang
disepakati maka justru para ulama memandang hal itu adalah perbuatan mulia yang
menjadikan kemuliaan bagi sahabat Utsman, karena berarti beliau telah memupus
benih-benih perpecahan di tubuh kaum muslimin perihal bacaan kitab suci mereka.
Lihatlah apa tindakan Abu Hurairah setelah Utsman melakukan apa yang beliau
lakukan terhadap Alquran lalu sahabat Abu Hurairah menemuinya seraya
mengatakan, “Sungguh engkau telah benar dan mencocoki kebenaran.”
Adapun
tatkala di Mina beliau shalat sempurna dan tidak meng-qashar, maka beliau
menjawab sendiri tuduhan tersebut, “Ketahuilah, yang demikian adalah karena aku
mendatangi suatu negeri yang di dalamnya terdapat keluargaku, sehingga aku
menyempurnakannya karena dua asalan bermukin dan menjenguk keluarga.”
Dan
Al-Hafizh telah menukil dari Al-Iman az-Zuhri beliau mengatakan, “Utsman shalat
sempurna di Mina empat rakaat karena orang badui (Arab pegunungan) di tahun itu
sangatlah banyak, maka Utsman hendak mengajari mereka bahwa shalat (zhuhur dan
Ashar) adalah empat rakaat.”
Adapun
tentang beliau menambahkan adzan sebelum Jumat karena beliau memandang terdapat
maslahat yang menuntut akan hal tersebur, karena kota Madinah semakin luas dan
orang-orang semakin banyak sehingga adzan tersebut adalah tanda bahwa shalat
Jumat akan segera ditegakkan.
Al-Imam
al-Bukhari meriwayatkan dari Saib bin Yazid bahwa Utsman menambahkan adzan
kedua pada masanya karena tatkala itu manusia yang tinggal di Madinah sudah
sangatlah banyak.
Dan
seandainya perbuatan itu munkar maka pasti akan diingkari oleh para sahabat
senior yang tatkala itu masih hidup. Kalau demikian keadaannya, maka hal itu
merupakan salah satu sunah khulafaur rasyidin dan sunah mereka adalah termasuk
sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kita diperintah
untuk berpegang teguh dengannya.
Ketiga:
Beliau dicela karena beberapa tindakan di antaranya karena beliau telah absen
dalam Perang Badar, dan ketika Perang Uhud beliau termasuk orang-orang yang
ikut lari ke belakang dan beliau tidak ikut dalam Bai’at Ridhwan.
Sahabat
Abdullah bin Umar telah menjawab tuduhan-tuduhan tersebut sebagaimana yang
telah diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari:
Seorang
laki-laki datang dari Mesir untuk berhaji, lalu ia melihat suatu kaum tengah
duduk-duduk. Ia bertanya, “Siapa mereka?” Lalu dijawab, “Mereka adalah
orang-orang Quraisy.” Ia berkata, “Siapa syaikh mereka?” Mereka menjawab,
“Abdullah bin Umar.” Lalu ia bertanya, “Wahai Abdullah bin Umar, aku akan
menanyakan beberapa hal kepadamu. Apakah engkau tahu bahwa Utsman telah lari
dalam Perang Uhud?” Beliau menjawab, “Benar.” Ia melanjutkan, “Apakah engkau
tahu bahwa ia juga telah absen dari Perang Badar?” Beliau menjawab, “Benar.” Ia
bertanya lagi, “Apakah engkau tahu bahwa ia juga telah absen dalam Bai’at
Ridhwan?” Beliau menjawab, “Benar.” Lalu laki-laki itu mengatakan, “Allahu
Akbar!!”
Ibnu
Umar mengatakan, “Kemarilah, aku akan jelaskan kepadamu. Adapun Utsman telah
lari dalam Perang Uhud maka aku bersaksi bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
memaafkannya, karena AllahSubhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا
اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَاكَسَبُوا وَلَقَدْ عَفَا اللهُ عَنْهُمْ
إِنَّ اللهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ
“Sesungguhnya
orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya
saja mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah
mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf
kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.”(Q.S.
Ali-Imran: 155)
Adapun
beliau absen dalam Perang Badar karena tatkala istri beliau yaitu putri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sakit keras,
sehingga ia diizinkan untuk tidak hadir dalam peperangan. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya bagimu seperti
pahalanya orang yang ikut menyaksikan Perang Badar.” Dan mengenai absennya
beliau dalam Bai’at Ridhwan karena seandainya ada orang yang lebih mulia dari
Utsman di Mekah maka Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam akan
mengutusnya ke Mekah, maka tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengutusnya, beliau mengatakan ini adalah bai’atnya Utsman.”
Setelah itu Ibnu Umar mengatakan kepada laki-laki tersebut, “Sekarang pergilah
engkau.”
Wafatnya Utsman bin Affan
Khalifah
Tatkala
syubhat-syubhat – yang hakikatnya lemah tersebut – tidak dapat terbendung maka
api kebencian telah menyulut pada hati-hati para pemberontak. Akhirnya, mereka
datang ke Madinah dan mengepung rumah Utsman. Mereka meminta agar Utsman
meninggalkan kekhalifahannya atau mereka akan membunuhnya.
Namun,
Ibnu Umar segera masuk menemui Utsman dan mendorongnya agar ia jangan sampai
menanggalkan kekhalifahannya karena berarti itu telah membuat sunah yang jelek,
sehingga setiap kali manusia tidak menyenangi pemimpinnya, maka mereka akan
mencopot paksa kepemimpinan tersebut. Utsman pun menyadari bahwa inilah fitnah
yang sejak jauh-jauh hari telah diberitakan oleh Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam. Karena itu, Utsman hanya bisa bersabar dan menyerahkan
urusannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akhirnya,
orang-orang Khawarij tersebut memanjat rumah Utsman, lalu pedang-pedang mereka
mengalirkan darah Utsman yang suci sedang beliau tengah berpuasa dan membaca kitabullah,
hingga tetesan darah pertama tatkala membaca,
فَسَيَكْفِيكَهُمُ
اللهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Maka
Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah yang Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 137)
Di
malam hari sebelum Utsman meninggal dunia, ia bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan beliau mengatakan, “Wahai Utsman, berbukalah
bersama kami.” Dan tatkala shubuh ia berpuasa dan meninggal dunia di hari
itu juga.
Mutiara
Teladan
Beberapa
pelajaran berharga di antaranya:
1.
Aksi demonstrasi dan protes
adalah buah teladan dari kaum Khawarij, dengan berpijak pada syubhat-syubhat
yang lemah mereka menghalalkan yang haram. Pada hakikatnya mereka adalah
orang-orang yang senang membuat kerusakan di muka bumi.
2.
Merupakan kewajiban seorang
mukmin tatkala menerima berita hendaklah untuk tasabbut (mencari
kebenaran berita) terlebih dahulu, jangan langsung asal percaya. Terlebih lagi
kalau berita itu datang dari orang-orang fasik yang tidak menjaga muru’ah.
Alquran mengajari kita berhati-hati dalam menerima berita-berita yang belum
jelas sumbernya apalagi yang menyangkut kehormatan kaum muslimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar